Perkembangan Terbaru: Demonstrasi Perkebunan Kelapa Kerdil di Kulon Progo
- yayasansanggabumi
- 15 Mar
- 2 menit membaca

Kami dengan senang hati berbagi pembaruan tentang proyek Tropical Landscape Grand Fund (TLGF), sebuah inisiatif kolaboratif antara Aliet Green dan Sangga Bumi Lestari, dengan dukungan dari UNEP dan Pemerintah Kanada.
Proyek ini sedang membuat kemajuan dalam mempromosikan praktik pertanian organik regeneratif di Kecamatan Kokap, Kulon Progo, Yogyakarta, Indonesia.
Gambaran Proyek
Proyek ini melibatkan 100 petani unggulan dari desa Hargowilis dan Hargotirto, yang menanam pohon kelapa kerdil Genjah Entog Kebumen (GEK). Varietas ini merupakan alternatif yang sangat baik untuk pohon kelapa biasa yang lebih tinggi, yang menimbulkan risiko signifikan bagi penyadap nira, terutama selama musim hujan. Tinggi pohon GEK yang lebih pendek membuat penyadapan nira menjadi lebih aman dan lebih mudah diakses.

Kegiatan Utama
Kegiatan Utama Sejak Desember 2023, setiap petani telah menanam lima pohon kelapa kerdil GEK. Selain itu, plot demonstrasi yang lebih besar dengan 40 pohon kelapa GEK telah didirikan. Plot ini menggunakan sistem tumpangsari agroforestri, yang mengintegrasikan kayu, pohon buah-buahan, kopi, dan rempah-rempah seperti vanili, jahe, kunyit, dan kapulaga. Lahan dipilih dengan hati-hati berdasarkan kriteria seperti sinar matahari yang cukup, hambatan minimal, dan jarak yang tepat.

Pada November 2023, para petani mengikuti sesi pelatihan pertama mereka yang difasilitasi oleh seorang ahli kelapa. Mereka mempelajari teknik-teknik penting untuk persiapan lahan, manajemen air, dan metode penanaman yang tepat. Pemantauan dan dukungan terus-menerus diberikan oleh tim Green Warrior dari Sangga Bumi dan Aliet Green untuk memastikan keberhasilan proyek ini.
Tantangan dan Solusi
Meskipun proyek ini telah menunjukkan kemajuan positif, beberapa tantangan telah muncul:
Praktik Penanaman: Beberapa petani menghadapi tantangan dalam mengikuti pedoman penanaman, seperti mencampur tanah dengan benar atau menjaga jarak tanam yang direkomendasikan.
Masalah Kualitas Benih: Sejumlah kecil bibit (sekitar 45) tidak tumbuh dengan baik karena kualitas awal dan kondisi kekeringan.
Ruang untuk Peningkatan: Pemantauan rutin telah mengidentifikasi area di mana pelatihan lebih lanjut dapat meningkatkan praktik, seperti manajemen hama dan penyakit.
Untuk mengatasi tantangan ini, sesi pelatihan lain dengan ahli kelapa direncanakan. Sesi ini akan fokus pada teknik budidaya lanjutan dan strategi pengendalian hama untuk memastikan keberhasilan jangka panjang perkebunan.

Target Mendatang
Perkebunan demonstrasi kelapa kerdil bertujuan untuk:
Meningkatkan Keselamatan dan Mata Pencaharian Petani: Dengan menggunakan pohon GEK yang lebih pendek, petani dapat menyadap nira dengan lebih aman dan efisien.
Mempromosikan Praktik Regeneratif: Proyek ini berkontribusi pada praktik pertanian yang lebih aman dan berkelanjutan di Kulon Progo.
Melalui pelatihan berkelanjutan, pemantauan, dan kolaborasi komunitas, proyek ini bercita-cita untuk menjadi model bagi inisiatif pertanian organik regeneratif di Indonesia di masa depan.